Searching...
Rabu, 16 September 2015

4 Cara Melakukan Pemeriksaan Fisik Jantung

04.00
Hingga saat ini, penyakit jantung masih menempati posisi teratas sebagai penyakit pembunuh. Sama halnya dengan penyakit kanker, penyakit jantung juga sering terdeteksi setelah pada tahap lanjut, seperti yang Anda ketahui pasien jantung yang sudah pada tahap lanjut tentunya sudah sangat sulit untuk menerima pengobatan dan untuk disembuhkan. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik jantung merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana kondisi jantung. Dan hal ini merupakan salah satu tahap yang dilakukan para tenaga medis untuk mendiagnosis para pasien.
Pada umumnya, hal ini merupakan bukanlah satu-satunya cara untuk mengetahui bagaimana keadaan jantung itu sendiri. Agar hasil yang didapatkan lebih maksimal, pemeriksaan ini juga harus dilengkapi dengan hasil EKG, gejala klinik dan pemeriksaan penunjang lainnya. Berikut adalah beberapa tahapan dalam pemeriksaan fisik jantung yang harus Anda jalani untuk memastikan keadaan jantung Anda.
1. Inspeksi jantung
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan tanda-tanda atau kelainan kondisi jantung melalui pengamatan pada permukaan dada. Pemeriksaan inspeksi jantung biasanya melibatkan beberapa elemen, seperti bentuk prekonrdium, denyut aspek jantung, denyut nadi pada dada dan denyut vena pada dada dan punggung.
2. Palpasi jantung
Yang kedua adalah pemeriksaan palpasi jantung. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperkuat hasil temuan pada pemeriksaan sebelumnya yaitu inspeksi jantung. Palpasi atau meraba dilakukan oleh tenaga medis yang ahli, saat melakukan hal ini mereka akan meraba tubuh Anda dengan menggunakan telapak tangan atau ujung jari untuk melakukan pemeriksaan pada ictus kordis, gerakan trakea ataupun getaran-getaran yang ada. Misalnya, pada keadaan yang normal ictus kordis dapat dipalpasi, akan tetapi seseorang yang mengalami gangguan jantung, ictus kordis mungkin saja tidak teraba atau teraba dengan sangat kuat.
3. Perkusi
Tahapan pemeriksaan fisik jantung selanjutnya adalah perkusi. Pemeriksaan perkusi bertujuan untuk menetapkan batas normal jantung dan biasanya dikelompokan menjadi batas kanan dan kiri jantung. Seseorang yang menderita penyakit tertentu, batas jantung dapat meluas ke kanan ataupun ke kiri serta dapat mengecil akibat adanya tekanan. Hal tersebut merupakan indikasi adanya gangguan pada jantung. Misalnya, pada penderita neurisma aorta, daerah jantung akan meluas ke kanan, sedangkan pada penderita emfisema, batas kanan jantung memiliki ukuran yang cenderung kecil seperti kondisi pada umumnya.
4. Auskultasi
Pemeriksaan ini sering dilakukan saat kita sedang berobat. Auskultasi merupakan pemeriksaan menggunakan stetoskop duplek, alat tersebut berfungsi untuk mendengarkan bunyi dari detak jantung. Bunyi yang terdeteksi dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu bunyi jantung I, II dan bising. Bunyi bising patologis biasanya terjadi akibat pembesaran bilik jantung, sedangkan untuk penderita gangguan dan jantung dan obesitas, bunyi jantung biasanya akan terdengar melemah.

0 komentar:

Posting Komentar